Jumat, 09 Mei 2014

Nyi Putri Endang Jiwa dan Nyi Putri Endang Sari, Penunggu Situ Cilaja



Ekspedisimistik-Perjalanan pertama tim ekspedisi mistis dengan 20 anggota, menuju desa Cilaja tepatnya di situ cilaja yang menurut keterangan warga setempat di tempat itu terdapat mitos dua orang putri yang bernama Nyai Putri Endang Jiwa dan Nyi Putri Endang Sari.

Juga mitos lain di Desa Cilaja Kecamatan Cikaso Kec. Yakni dimana jika masyarakat Cilaja panen buah dan sayuran, warga setempat tidak boleh langsung memakan atau menjual hasilnya. Melainkan harus memberikan upeti terlebih dahulu kepada kesultanan Cirebon. Kebanyakan dari warga setempat mempercayai mitos tersebut.

Sesampainya di lokasi peserta “uji nyali” dan team ekspedisi berkumpul di lapangan membentuk lingkaran dan melakukan briefing.

“Kemudian kami mulai melakukan penelusuran dengan cara melakukan komunikasi dengan mahluk astral melalui beberapa mediator dari team kami. Tanpa diduga, hal mengejutkan terjadi, salah satu mediator kami tiba-tiba kerasukan mahluk astral yang mengaku dirinya berwujud seperti sosok siluman ular,” kisah Sandy kepada ciremaipost.

Sandy yang juga aktif di Komunitas Hypnoterapis Islami ini menceritakan, “komunikasi berlanjut sehingga kami mendapatkan informasi bahwa mitos tentang adanya dua orang putri dan mitos upeti sayur dan buah kepada kesultanan Cirebon itu benar adanya.”

“Di tengah penelusuran kami ketika salah satu praktisi spiritual Ekspedisi Mistis sedang melakukan proses penyembuhan kepada mediator, tiba-tiba salah satu anggota kami mengalami kerasukan. Dirinya dayang dari dua putri tersebut dan dayang itu bernama nyi asih,” lanjutnya.

Sandy mengisahkan, “salah satu masyarakat yang turut menyaksikan pun mencoba berkomunikasi dengan dayang asih untuk menggali lagi informasi untuk mengetahui sosok tersebut. Obrolan pun berlanjut sehingga kami mendapatkan informasi bahwa benar adanya dua sosok putri yang menempati di situ tersebut. Sang Dayang Nyi Asih pun memberikan nasehat kepada warga sekitar untuk tidak menjadikan tempat maksiat atau pun tempat untuk meminta2 (pesugihan). Sebagian dari bangsa jin pun tidak suka tempatnya di jadikan tempat maksiat ataupun tempat untuk meminta-minta apalagi dirusak, kita hidup berdampingan.”

“Setelah menyampaikan nasehat dayang asih pun berpamitan. Namun tidak berakhir saat itu juga, karena semakin malam energi dari mahluk astral pun semakin kuat sehingga salah satu mediator yang sama pun kerasukan sosok kuntilanak yang mengamuk membuat suasana menjadi lebih mencekam.Alhamdulilah mediator pun berhasil disembuhkan,” ujarnya.

“Setelah pengungkapan tersebut, disesuaikan dengan mitos dan beragam kejadian aneh di Situ Cilaja, masyarakat membenarkan Nyi Putri Endang Jiwa dan Nyi Putri Endang Sari, Penunggu Situ Cilaja hanyalah jin yang menyerupai sosok-sosok manusia. Dan sedikitnya, mendengar langsung apa yang disampaikan Dayang Asih (Dayang dari dua sosok astral penunggu Situ Cilaja) masyarakat lega dan bertambah yakin Allah punya maksud membiarkan jin tersebut menjaga Situ Cilaja agar tidak digunakan maksiat/mesum,” pungkas Sandy.(Tim/Gilang-Ekspedisi Mistik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar