Senin, 19 Mei 2014

Arwah Korban Runtuhan Batu dan Nyai Sarimah di Mayasih


Ekspedisimistik-Ekspedisi mistis kali ini berlokasi di areal penambangan batu di gunung batu Mayasih di Desa Cipager Kec. Cigugur Kab. Kuningan. Menurut beberapa narasumber di areal tersebut sering terjadi kejadian yang sangat aneh. Banyaknya terjadi kecelakaan orang yang tertimpa batu, menyebabkan arwah para korban pun sering bergentayangan di sekitar lokasi gunung mayasih.

Konon menurut cerita masyarakat setempat secara turun temurun, penguasa dari Gunung Mayasih itu sosok perempuan yang bernama Nyai Sarimah. Nyai Sarimah mempunyai beberapa pengawal yang sering menampakan diri ke beberapa warga setempat. Diantaranya sosok astral seperti ular besar yang ekornya sangat panjang, manusia berbadan kuda, berbadan hijau tinggi besar matanya merah besar (buta hejo; sunda, red.) dll.

Di lokasi, malam hari, diluar dugaan, areal tersebut sudah dipadati penduduk setempat termasuk Ketua RT di wilayah itu. Nampaknya, kabar rencana ekspedisi kali ini tersiar dan mengundang kepenasaran warga. Semua peserta uji nyali dan team berdiri melingkari, seusai berdoa, tim tidak melakukan uji nyali karena ramainya penonton dan tidak memungkinkan untuk tes keberanian peserta.

Tim memulai dan bersiap memasukan salah satu “sosok” yang ada di lokasi untuk di coba melakukan interaktif. Tidak lama sosok astral pun masuk ke dalam tubuh mediator. Salah satu team ekspedisi mistis mencoba bertanya mengenai lokasi dan siapa yang masuk ke dalam tubuh mediator.

Sosok astral yang merasuki mengaku dirinya laki-laki berbadan setengah kuda dan setengah manusia. Dia mengaku sebagai salah satu pengawal dari Nyai Sarimah Sang Penunggu Gunung Mayasih. Ditanya mengenai Nyai Sarimah, sosok astral ini mengatakan dirinya takut untuk menceritakan tentang Nyai Sarimah.

Mengenai kebenaran adanya arwah korban runtuhan batu, dia menceritakan bahwa benar korban yang meninggal di sekitar gunung batu itu.
Setelah selesai memberikan informasi, tiba-tiba mediator pun berubah menjadi sosok perempuan yang terus-terusan menangis, namun karena tidak memberikan informasi apapun, mediator pun di sadarkan.

Penelusuran pun kami lanjutkan dengan menyiapkan mediator ke dua untuk menggali informasi yang belum cukup. Mediumisasi pun berlanjut dan meditor kemasukan sosok astral seperti harimau, dia menggeram dan berkata tidak senang dengan kedatangan team kami.

Setelah di tenangkan akhirnya mediator pun memberikan informsi yang sama seperti mediator yang pertama. Dia hanya berpesan bahwa lingkungannya tidak suka dijadikan tempat untuk meminta-minta atau pun berbicara sembrangan. Beberapa informasi cukup di dapatkan dan akhirnya mediator pun di sembuhkan. (Nisa Agustianih/Tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar